GORIAU.COM - Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang Nepal, Sabtu lalu. Sedikitnya 4.500 orang dikabarkan tewas akibat gempa dahsyat tersebut, termasuk para pendaki Gunung Everest.

Menurut seorang pejabat pemandu gunung dikutip Dream dari Emirates 24/7, Selasa 28 April 2015, tujuh belas mayat telah ditemukan di base camp di Gunung Everest sementara ratusan pendaki masih terlantar.

Helikopter pertama lepas landas dari Kathmandu pada hari Minggu pagi untuk mengangkut para korban terluka setelah tertunda oleh cuaca berkabut, Ang Tshering Sherpa, presiden Mountaineering Nepal Association kepada media mengatakan setidaknya 61 orang terluka.

Longsoran salju menyapu bagian bawah Everest dan mengubur sebagian base camp di saat para pendaki berkumpul di dekat jalur utama menuju puncak gunung tertinggi di dunia itu.

Namun seorang pria yang ditemukan terkubur hingga leher, berhasil diselamatkan. Foto pria dengan sekujur badannya berwarna putih karena debu itu kini menjadi ikon gempa Nepal.

Pendaki Amerika John Reiter mengatakan puluhan orang menderita luka kritis, banyak dari mereka mengalami cedera kepala. "Sudah 18 jam (kami terlantar)," kata Reiter kepada CNN.

Seorang juru bicara militer India mengatakan sebelumnya sebuah tim panjat menemukan 18 mayat beberapa jam setelah gempa pada Sabtu.

Kementerian Pariwisata Nepal hanya bisa mengkonfirmasi 10 kematian, namun juru bicara Gyanendra Shrestha mengatakan jumlah korban bisa bertambah.

Salah satu dari mereka yang tewas adalah Dan Fredinburg, seorang insinyur Google yang berbasis di California. Dia menderita cedera kepala ketika longsoran salju menimpanya, menurut pernyataan dari perusahaan pendakian gunung yang membawanya ke base camp.

Para pejabat kementerian pariwisata memperkirakan bahwa sedikitnya 1.000 pendaki, termasuk sekitar 400 orang asing, berada di base camp atau melakukan pendakian ke puncak saat gempa terjadi.

April merupakan bulan paling ramai orang mendaki gunung yang memiliki puncak di ketinggian 8.850 meter. Mereka menghindari akhir Mei karena saat itu telah masuk musim hujan dan sering terjadi kabut tebal. Hampir tepat setahun lalu, longsoran salju menewaskan 16 pemandu Nepal.

Gempa pada Sabtu itu adalah yang terkuat yang pernah melanda Nepal selama 81 tahun. Getaran gempa di Kathmandu itu sampai terasa hingga ke negara tetangga India, Cina dan Bangladesh. Pada Minggu pagi, korban tewas secara resmi disebutkan lebih dari 1.800 orang di Nepal.

Nick Farr, seorang pendaki Australia dari The Everest Academy and Trek Climb Ski Nepal, mengatakan upaya untuk mengetahui situasi di base camp terhalang oleh buruknya sinyal telepon.

"Tidak ada sinyal sama sekali dari sana pada saat ini," katanya.

Sementara itu para pendaki di base camp bagian atas Everest semuanya selamat. Terdapat sekitar 100 pendaki berada di base camp 1 dan 2 di bagian atas Everest dan mereka diketahui selamat," kata Sherpa.***