YOGYAKARTA, GORIAU.COM - Alumnus Universitas Gadjah Mada asal Indragiri Hilir, Riau, Eka Mayasari, 27 tahun, yang menjadi korban pembunuhan. Ia sering diingatkan tetangga kios supaya tidak membuka warung hingga pagi. Alasannya letak kios di Jalan Janti 62, Karang Jambe, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, itu rawan aksi kejahatan.

"Saya saja jam sepuluh malam sudah tutup. Kami sering bilang ke dia tidak perlu membuka warung hingga pagi," kata Andriyanto, pengusaha bengkel sepeda motor, yang kiosnya bergandengan dengan kios Maya, Senin, 4 Mei 2015.

Dia menuturkan letak kios Eka berada persis di samping jembatan layang Janti. Jalan itu sangat ramai, tapi hanya ramai kendaraan berlalu-lalang.

Jika malam hari ramai orang datang ke warung Maya untuk menikmati makanan dan minuman ala angkringan itu. Mungkin karena laris, perempuan cantik itu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan rezeki itu.

Dari hasil usaha angkringan itu, alumnus D-III bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada itu memperoleh biaya kuliah dan biaya hidup sehari-hari.

Anak nomor dua dari tiga bersaudara itu ditemukan tewas bersimbah darah di kiosnya pada Sabtu petang, 2 Mei 2015. Diduga ia dibunuh oleh pelanggan warungnya.

"Mungkin korban sudah kenal sama pembunuhnya. Bisa jadi pembunuh itu membantu menutupkan pintu tetapi justru menganiaya dan mencuri," kata Andriyanto.

Sejumlah barang milik Maya juga hilang. Antara lain ponsel BlackBerry, Samsung, kartu ATM, dan buku tabungan. Selain itu juga ada uang yang raib, tapi jumlahnya tidak diketahui. Kemungkinan adalah uang hasil penjualan saat itu.

Pada Sabtu itu, cuaca di lokasi hujan deras sepanjang hari. Andriyanto mengaku tidak mendengar suara-suara aneh atau teriakan dari kios Maya. Sebab suara hujan deras menutupi suara lainnya.

Suasana kios yang tepat berada di lintasan udara pesawat terbang yang akan mendarat di Bandar Udara Adisutjipto juga sangat bising. Lalu-lalang kendaraan bermotor dan pesawat yang lepas landas atau mendarat kerap memekakkan telinga.***