YOGYAKARTA, GORIAU.COM - Eka Maya Sari, 27 tahun, alumnus D-3 Jurusan Bahasa Inggris Universitas Gadjah Mada suka bergaya ala bintang film Taiwan. Rambutnya terurai kiri-kanan dilengkapi dengan topi.

"Selalu bergaya begitu, ala bintang film Taiwan. Orangnya ceria dan mudah bergaul," kata Andriyanto, tetangga sebelah kos korban yang membuka bengkel sepeda motor, Minggu, 3 Mei 2015. "Gayanya selalu pakai penutup rambut, tapi rambutnya tergerai kiri-kanan dan berponi," sambungnya.

Andriyanto bercerita, Maya--panggilan akrab Eka--membuka warungnya setiap malam hingga pagi. Pada Sabtu, 2 Mei 2015, lokasi di Jalan Janti Banguntapan, Bantul, diguyur hujan deras seharian.

Pada sore harinya, gadis asal Indragiri Hilir, Riau itu, ditemukan tewas di kiosnya yang difungsikan juga sebagai kamar tidur di sisi utara. Dia ditemukan tewas terlentang di kasurnya. Diduga, dia dibunuh, karena banyak luka memar di kepala dan berdarah.

Andriyanto tidak menyangka peristiwa itu terjadi. "Memang banyak pembeli datang ke warung angkringannya setiap malam," ucapnya.

Noviyanto, kakak korban yang ditemui di lokasi kejadian, membantah ada darah keluar dari selangkangan korban. Dia menyayangkan berita yang menyebutkan hal itu.***