BAGANSIAPIAPI – Puluhan ribu orang hadir menyaksikan puncak ritual Bakar Tongkang di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Sabtu (22/6/2024) sore tadi.

Dari pantauan lapangan, mayoritas mereka yang mengikuti puncak ritual tersebut adalah warga keturunan Tionghoa, dari berbagai suku atau marga.

Sejak siang, mereka sudah berkumpul di Kelenteng Ing Hock King atau yang lebih dikenal dengan nama Klenteng Naga, yang berada di Jalan Aman.

Setelah melalui sejumlah prosesi, miniatur tongkang baru diarak dari depan Klenteng Ing Hock King sekitar pukul 16.00 WIB.

GoRiau

Belasan pemuka suku atau marga, tampak bersama-sama membawa stupa, hio dan bendera serta berbagai perlengkapan untuk ritual prosesi bakar tongkang atau pelarungan. Dalam sekejap, suasana sekitar Kelenteng Ing Hock King berubah menjadi lautan manusia.

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat Riau, tampak ikut larut dalam kegiatan itu. Di antaranya tampak Kapolda Riau, Irjen Pol M.Iqbal, Deputi Kemenpora RI, Komjen Polisi (Purn) Rudi Sufahriadi dan mantan Gubri yang juga Ketua DPD Partai Golkar Riau H Syamsuar.

Mereka didampingi langsung Bupati Rohil Afrizal Sintong dan istri Sanimar, serta para pejabat di lingkungan Pemprov Riau dan Pemkab Rohil, serta undangan lainnya.

Suasana semakin semarak dengan kehadiran Barongsai yang diiringi dengan musik tradisional Tionghoa ,barongsai menambah semaraknya saat miniatur tongkang tersebut diarak menuju tempat pembakaranya.

Dari Jalan Kelenteng, puluhan ribu warga Tionghoa mengikuti miniatur tongkang menuju Jalan Perdagangan, Perniagaan dan ke Simpang Jalan Kedai Kopi Baik-Baik.

Arak-arakan hampir sepanjang hampir 3 kilometer tersebut akhirnya sampai di lokasi tempat prosesi dibakarnya miniatur tongkang tersebut.

Tidak hanya puluhan ribu warga keturunan Tionghoa yang menjalankan ritual kebudayaan mereka ini.

Ribuan warga,masyarakat Bagansiapiapi turut menyaksikannya dari dekat. Prosesi pembakaran tongkang ditandai dengan bunyi terompet terbuat dari tanduk.

Bupati Rohil Afrizal Sintong dan istri beserta tamu undangan, terlihat di podium atau tempat yang disediakan melihat prosesi bakar tongkang.

Tongkang pun dibakar setelah sebelumnya diisi dengan berbagai muatan kertas sembahyang, miniatur sekoci kapa.

Saat api menjulang tinggi, warga yang sudah membawa hio untuk sembahyang yang telah dibakar, kemudian mereka lemparkan ke miniatur tongkang yang telah dibakar.

Warga terus menunggu untuk melihat ke arah mana tuang kapal jatuh. Pada akhirnya, dua tiang yang ada pada miniatur kapal, ada yang jatuh mengarah ke darat. Sementara tiang lainnya jatuh mengarah ke laut. (adv)