SOLO, GORIAU.COM - Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi mengaku tidak akan mengeluarkan larangan datang ke Jakarta usai lebaran nanti. Pasalnya, sekalipun dilarang agar jangan memaksakan diri untuk mengadu nasib ke Jakarta usai lebaran nanti, larangan tersebut tidak akan efektif.

"Buat apa dilarang segala. Biarpun dilarang, tetap saja ada yang nekat mengadu nasib datang ke Jakarta, habis lebaran ini," terang Jokowi kepada okezone,di Solo, Jawa Tengah, Selasa (29/7/2014).

Menurut Jokowi, pihaknya hanya bisa memberikan pengertian bila Jakarta bukanlah tempat ideal untuk mencari pekerjaan. Untuk itulah, saat dirinya resmi dilantik sebagai presiden, pihaknya akan mengarahkan investasi di daerah-daerah lain sehingga bisa menciptakan lapangan kerja. Dengan seperti itu, diharapkan penduduk dari daerah lain tidak berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

"Tidak mungkinlah kita bangun tembok besar mengelilingi Jakarta dan melarang untuk datang ke Jakarta. Kalau menurut saya perlu dibangun kota-kota dengan investasi dari APBN," jelas mantan Wali Kota Solo ini.

Jokowi mengakui urbanisasi yang tak terkendali di Jakarta membawa banyak dampak negatif bagi Ibu kota negara ini. Dimana angka kriminalitas dan kekerasan semakin melonjak tinggi.

Dikatakan Jokowi, melonjaknya angka kriminalitas di Jakarta disebabkan terlalu padatnya penduduk ibu kota. Sehingga lapangan kerja yang ada sangat sedikit,sebaliknya jumlah pengangguran di Jakarta bertambah mendorong para pengangguran ini untuk berbuat kriminal.

"Urbanisasi berlebihan di Jakarta itulah problemnya, Sehingga solusinya memang investasi harus disebar ke daerah-daerah agar tidak lagi terpusat ke Jakarta," pungkasnya. ***