PEKANBARU - Mahasiswa Jurusan Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR), Sabtu (21/11/2015), mendapat arahan dalam seminar persiapan menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Seminar tersebut turut menghadirkan anggota DPD-RI dan DPRD Riau.

Seminar yang dilaksanakan di lantai 3, gedung Fakultas Hukum UIR tersebut membahas trik menghadapi pasar bebas mendatang, mengingat Indonesia sekarang, masih sangat minim dengan hasil karya. Bukan cuma itu, Sumber Daya Manusia (SDM) juga dinilai belum akan mampu bersaing di MEA.

Selain itu, dibutuhkan pula dukungan, kebijakan serta perhatian penuh dari pemerintah terhadap pelaku usaha, termasuk dalam hal hak paten karya, yang saat ini dinilai masih sangat minim. "Kalau mau ubah rancangan UU paten, karena UU paten berlaku global yang harus dipatuhi dan diikuti negara lain, termasuk Indonesia," sebut Dekan Fakultas Hukum UIR, Prof Syafrinaldi SH MCL.

Sementara itu, perwakilan seminar dari DPD-RI, Gafar Usman dalam kesempatan serupa juga memberikan trik kepada para mahasiswa. ""Kita wajib menang saat menghadapi orang lain. Kalau orang berfikir normal itu minimal lima lapis. Jangan sampai kalah, jadi kalau bertemu orang lain setidaknya harus ada manfaat," kata dia.

Sedangkan perwakilan seminar dari DPRD Riau, Ade Hartati, lebih menyindir bagaimana kesiapan pemerintah dalam melindungi masyarakatnya untuk menghadapi MEA. "Regulasinya dulu yang harus disiapkan. Undang-undang konsumen, kesiapan berfikir makro, sehingga melindungi masyarakat kita menghadapi ekonomi Asean," katanya.

Beda lagi dengan Ketua Bagian Himpunan Mahasiswa Hukum Internasional, S Parman SH MH. Ia justru menjelaskan beberapa aspek penting dalam menghadapi kerasnya kehidupan ekonomi dalam pasar MEA mendatang, seperti aspek hukum perdagangan internasional, serta adanya pertukaran barang dan jasa yang melibatkan antar negara.

"MEA itu sangat luas, jadi nanti tidak bisa kita pungkiri banyak barang dari luar masuk ke Indonesia. Lalu bagaimana barang yang akan kita kirim ke luar. Sangat sedikit sekali hasil karya kita. Ini yang menjadi tantangan bagi Indonesia, termasuk Riau," kata Parman di depan para mahasiswa.

"MEA ini melibatkan 600 juta penduduk loh, dan 40 persennya Warga Negara Indonesia (WNI). Kesiapan dini, adalah dengan cara membekali diri dengan kemampuan, termasuk berbahasa asing," pungkasnya. ***