BENGKALIS, GORIAU.COM - Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi penduduk Indonesia. Hanya saja tanaman padi ini tidak semua tanah dapat tumbuh dengan baik. Desa Temiang, Kecamatan Bukitbatu termasuk salah satu dari sedikit desa di Kabupaten Bengkalis yang cocok untuk tanaman padi.

''Saya sudah tua renta, yang kami syukuri desa ini terus menghasilkan padi. Saya berharap untuk selamanya desa ini akan menjadi lumbung beras. Biarlah orang lain berganti dengan kebun sawit, kami akan tanam padi terus,'' ujar Mbah Daliman, sesepuh yang didaulat warga sebagai imam masjid.

Diceritakan Mbah Daliman, bercocok tanam padi sudah menjadi warisan kakek neneknya sejak dulu kala. Di desa Temiang tanahnya cocok untuk tanaman padi, juga tetangga Desa Parit Api-api dan desa sekitarnya. Kendati demikian Mbah Daliman juga cemas kalau kedepan generasinya tidak lagi tertarik untuk bercocok tanam padi.

Kekhawatiran Mbah Daliman cukup masuk akal, mengingat saat ini banyak lahan pertanian di Kecamatan Siak Kecil dan Bukitbatu berubah fungsi menjadi perkebunan sawit.

Bibit (51 tahun) warga Desa Sungai Siput, Kecamatan Siak Kecil juga terus bercocok tanam padi. Hanya saja hamparan sawah di desanya sudah terancam oleh interusi air asin akibat gelombang laut dan abrasi.''Kami perlu bantuan tanggul dan klep air untuk menahan aair laut. Dulu sawah desa luas sekali sekarang sudah terus berkurang. Kami berrharap pemerintah membantu petani padi disini harap,'' Bibit.

Terkait potensi pertanian padi yang dimiliki Kecamatan Bukitbatu dan Siak Kecil, anggota DPRD Provinsi Riau, Bagus Santoso yang diundang berkunjung ke kedua desa itu, Temiang dan Sungai Siput, Jumat (16/1), ikut memanen padi yang sudah menguning. Di sela sela memanen padi, Bagus Santoso mengatakan tidak semua desa punya tanah yang subur dan cocok untuk menanam padi. Untuk itu kepada warga diharapkan agar tidak latah untuk alih fungsi lahan.

''Ini tanah yang membawa berkah, nenek moyang kita mewariskan cara menanam padi. Kita setiap hari makan nasi. Jika lahan untuk tanam padi diganti sawit semua, kita kawatir kita beli berasnya dari luar negeri.  Ini warisan yang harus dijaga," ungkap Bagus.(jfk)