TEMBILAHAN - Intensitas curah hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir di Indragiri Hilir (Inhil) Riau, membuat para petani padi Desa Kuala Sebatu, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Inhil, riau terancam bertanam.

Genangan air yang memasuki lahan pertanian sawah mereka terancam tidak bisa ditanami padahal padi merupakan penghasilan utama masyarakat setempat. Warga desa Kuala Sebatu, Rahmanuddin yang akrab disapa Andu menjelaskan debit air sudah memenuhi parit dan diprediksi sebentar lagi akan menggenangi tanggul jalan.

"Baru aja beberapa hari hujan, langsung naik banjir di tempat saya. Sesuai pengalaman tahun sebelumnya jika tidak ditemukan akar masalah dan dicarikan solusi maka kami di sini terancam tertunda menanam padi dan bahkan bisa jadi gagal untuk bertani," ulasnya, Jum'at (5/1/2024).

Melihat pengalaman tahun kemarin, lanjutnya, karena debit air tinggi, padi yang sudah disiapkan untuk dijadikan bibit tidak bisa langsung disemai karena tidak ada tempat, maka perlu menunggu dulu air surut.

"Nah pas air sudah surut itu kemudian dilakukan penyemaian padi, dan beberapa hari kemudian dilanjutkan penanaman, akan tetapi pas penanaman padi ini kondisi cuaca sudah masuk musim kemarau secara otomatis lokasi kembali kering sehingga menyebabkan padi yang tadi diprediksi ditanam untuk dipanen mengalami pertumbuhan tidak signifikan, di situlah menjadi dilema kami petani," ungkapnya.

Ia mengadukan permasalahan ini supaya bisa ditanggapi oleh pemerintah daerah. "Kita tidak ingin kejadian serupa terjadi lagi terhadap kami di desa," paparnya.

Andu, panggilan akrab Rahmanuddin, juga menyebutkan kondisi banjir ini sebenarnya sudah pernah dibicarakan di tingkat kabupaten tapi semua solusi yang diambil pada waktu itu tidak sepenuhnya direalisasikan oleh pemerintah.

"Dulu kami sudah mendapatkan kesepakatan untuk normalisasi sungai setiap tahunnya dan pemerintah juga sudah menyepakati untuk membuat pintu klip di muara kanal perusahaan yang airnya teraliri ke parit-parit desa Kuala Sebatu, namun sampai sekarang belum ada realisasi," tukasnya.

Diketahui beberapa tahun yang lalu areal ini pernah tergenang banjir akibat luapan air yang di akibatkan oleh perusahaan perkebunan sawit PT. SAGM tak dapat menampung debit air yang cukup tinggi sehingga areal persawahan mereka ikut terdampak.

Kendati demikian, Andu berharap kepada pemerintah daerah agar segera mengambil langkah terkait permasalahan ini agar pertanian padi masih bisa dipertahankan khususnya desa Kuala Sebatu.

"Kami khawatir para petani di sini mulai berpikir untuk mengambil job lain di luar sehingga pertanian kita betul-betul hilang. Jika itu terjadi kira-kira siapa lagi yang akan suplai beras ke kota khususnya daerah kita Indragiri Hilir," imbuhnya. ***