JAKARTA, GORIAU.COM - Kapten Irianto diduga meninggalkan kursi pilot saat AirAsia QZ 8501 kehilangan kendali sebelum jatuh ke Laut Jawa pada 28 Desember 2014. Sehingga pesawat naas itu dikendalikan oleh Kopilot Remy Plesel yang kurang berpengalaman.

Kapten Irianto "meninggalkan tempat duduknya melakukan prosedur yang tidak lazim ketika Kopilot terlihat kehilangan kendali, dan saat dia (pilot) kembali sudah terlambat untuk menyelamatkan pesawat," tutur penyelidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sebagaimana dilansir Channel News Asia dari Reuters, Selasa 3 Februari 2015.

Sebelumnya, Ketua Tim Penyelidik KNKT, Mardjono Siswosuwarno, juga telah mengatakan bahwa Kopilot Remy menerbangkan pesawat sebelum naas. Namun Mardjono tak menyebut bahwa pilot telah meninggalkan tempat duduknya.

Sumber KNKT itu juga mengatakan Kapten Irianto telah memutus Flight Augmentation Computer (FAC) -pengontor kemudi otomatis di belakang kursi kopilot. Tindakan itu disebut sebagai langkah yang tidak lazim.

Para penyelidik yakin bahwa FAC tidak berfungsi selama penerbangan, tapi bukannya menyetel ulang, Kapten Irianto diduga malah beranjak dari kursinya dan mematikannya dengan mencabut aliran listrik dengan menarik stop kontak yang berada di belakang kursi kopilot.

Sementara, pihak AirAsia menolak berkomentar dengan informasi ini. Sementara, Mardjono yang diminta konfirmasi mengatakan penyelidikan masih berlangsung, sehingga tak bisa memberikan komentar.***