YOGYAKARTA - SMA Internasional Budi Mulia Dua (BMD) berencana menghapus penggunaan tablet untuk pembelajaran siswa di sekolah karena dinilai tidak efektif.

Selanjutnya fasilitas penunjang pembelajaran siswa di kembali menggunakan buku. Perubahan ini mulai dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2024/2025 mendatang.

Dikutip dari Republika.co.id, Direktur Akademik BMD, Tasniem Fauzia Rais mengatakan perubahan ini akan dilakukan secara bertahap mulai kelas X terlebih dahulu. Sedangkan untuk kelas XI dan XII yang sudah terlanjur mendapatkan tablet akan diberikan buku secara bertahap. Jumlah buku berkisar sebanyak 10-13 buku dengan target penyelesaian dalam durasi yang berbeda-beda.

Tasniem menjelaskan, sekolahnya telah melaksanakan kebijakan penggunaan tablet selama lima tahun terakhir, namun dinilai tidak efektif. Gawai yang seharusnya bisa dipakai sebagai sarana pembelajaran sehari-hari seperti mengerjakan tugas, justru digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti membuka aplikasi media sosial dan bermain game. Hal ini membuat siswa tidak fokus dan justru mengabaikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Ia mengungkapkan pihaknya mendapatkan inspirasi untuk memilih kembali menggunakan buku dari sekolah-sekolah di salah satu negara di Eropa, Swedia.

"Di Swedia itu benar-benar sekarang mengaplikasi nol persen gadget di sekolah, tidak ada lagi penggunaan Ipad maupun handphone di sekolah," kata Tasniem di sela-sela acara review buku oleh para guru di Ruang Cinema SMA Internasional BMD, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (3/4/2024) lalu.

Tasniem berharap rancangan perubahan ini berlangsung untuk seterusnya sehingga SMA BMD bisa menciptakan generasi emas yakni peserta didik yang gemar membaca buku. Apalagi inisiasi perubahan ini juga berasal dari kekhawatiran para pendidik yang kerap mengeluhkan bagaimana siswa sulit melepaskan gawai baik saat di sekolah maupun di rumah.

Meskipun demikian, pembaruan sistem pembelajaran ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Hal itu dikarenakan para pendidik kini harus bisa mengoperasikan metode baru seperti permainan dan tayangan video sesuai topik bacaan agar siswa dapat lebih memahami isi buku, mengurangi rasa bosan mereka, serta mempermudah adaptasi kebiasaan baru.

"Sejak dulu itu (sebenarnya) sudah ada (kebijakan) bahwasanya guru harus update informasi, salah satunya harus membaca sekian buku. Harapannya (dengan membaca buku yang sama dengan siswa) ilmu guru juga bertambah sehingga apa yang disampaikan ke siswa menjadi berkaitan," kata Hatta Yarid, guru fisika kelas X SMA BMD.

Tidak hanya berhenti pada siswa, rencananya program ini juga akan melibatkan wali murid dalam proses keberlangsungannya. Para orang tua nantinya juga akan diberikan kebebasan untuk memilih satu dari 13 buku untuk bisa dibaca dalam tiap semesternya.

"Program ini nantinya juga akan disosialisasikan kepada orang tua sehingga nantinya orang tua punya peran  untuk memotivasi anak-anak untuk juga membaca buku-buku tersebut di rumah,” kata Agus Setiawan, guru SMA BMD yang juga selaku ketua Badan Penjamin Mutu BMD.***