MIMPI – mendengar suara azan pada dini hari dan mimpi berada di tengah jamaah pengajian menjadi jalan hidayah bagi Naomi Devi Dwi Yulianti. Begini kisahnya.

Dikutip dari Genpi.co, Naomi yang kini berusia 27 tahun memutuskan memeluk Islam pada akhir Januari 2021 lalu.

''Entah kenapa, selama pandemi dari 2020 sampai 2021 aku merasa terombang-ambing mempertanyakan keimananku,'' tutur Naomi kepada Genpi.co.

Dibeberkan Naomi, saat itu kebetulan dirinya sedang dekat dengan seorang pria beragama Islam. Namun, bukan hubungan asmara dengan pemuda Muslim itu yang menyebabkannya memilih menjadi Muslimah.

''Dia juga tidak mengajak atau memaksaku untuk masuk Islam. Dia hanya pernah berkata semoga hidayahnya datang untukku,'' ujarnya.

''Amin, kalau memang hidayahnya datang, pasti aku jemput,'' jawabku saat itu.

Ternyata, hidayah itu datang kepada Naomi di waktu yang tidak diperkirakan, yakni 24 Desember 2020, sehari sebelum Natal.

''Pada saat itu sekitar jam dua dini hari aku mendengar suara azan, padahal diriku sedang terlelap. Aku sampai terbangun dari mimpiku dan suara tersebut masih sayup-sayup terdengar di telingaku,'' ungkapnya.

Naomi langsung menelepon pacarnya, menanyakan apakah pukul 2 dini hari memang ada azan.

'Pacarnya mengakan, tidak ada azan pukul 2 dini hari.

''Ya Allah, kalau memang ini hidayah, tolong dong ditunjukkan sekali lagi biar aku benar-benar yakin,'' gumamku dalam hati ketika itu.

Tidak berselang lama, dua hari setelahnya, pada 26 Desember 2020 Naomi kembali mendapatkan mimpi aneh.

''Kali ini aku melihat diriku menggunakan kerudung pasminah dan sedang berada di tengah-tengah pengajian ibu-ibu,'' ucapnya.

Setelah itu, Naomi mencoba konsultasi kepada ustaz. Usai konsultasi, dia memberanikan diri berbicara ke keluarganya.

''Pertentangannya cukup dahsyat pada waktu itu, karena keluarga banyak yang berprofesi sebagai guru agama keyakinanku sebelumnya. Mereka cukup aktif dalam acara-acara keagamaan,'' cerita Naomi.

Satu bulan setelah berbicara ke keluarga, Naomi bertemu lagi dengan ustaz dan tanpa proses panjang keesokan harinya langsung disuruh datang ke masjid untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

''Di depan pacar, mamanya pacar, dan ibu-ibu jamaah pengajian, aku mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suara yang bergetar diiringi dengan air mata yang tak mampu kubendung,'' kenangnya.

Sesampainya di rumah, Naomi memberikan kabar tersebut ke keluarga, namun mereka tidak percaya. Untungnya, orang tuanya perlahan mulai menerima kenyataan itu.

''Saat aku berpuasa di bulan Ramadan, Ibu terkadang saat malam menyiapkan makanan untuk aku sahur,'' kata Naomi.

Naomi mengaku, bulan Ramadan tahun lalu sangat berat baginya. ''Hampir setiap shalat aku menangis. Semua perasaan menjadi satu,'' katanya.***