PEKANBARU - Jalan rusak masih terus menjadi persoalan di Bumi Lancang Kuning termasuk Jalan Toman, Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru. Jalan tersebut saat ini belum mendapatkan ''angin segar'' kapan diperbaiki atau diaspal.

Saat dikonfirmasi kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kelurahan Rantau Panjang, Gusti Henni Purwanti, dirinya pun membenarkan jika jalan tersebut sudah lama rusak.

"Saya menjabat sejak 5 bulan lalu, sejak itu memang sudah rusak jalannya. Tapi kami sudah membentuk tim untuk melakukan perbaikan jalan itu," katanya kepada GoRiau.com, Selasa (19/3/2024).

Ia mengaku, pihak kelurahan sudah mengajukan perbaikan di jalan tersebut, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan yang memuaskan.

"Kami sudah mengadu, tanggapan dari Pemko disuruh ajukan. Awalnya kami mengajukan pengaspalan tapi tidak terealisasikan, selanjutnya kami ajukan pengerasan saja dulu, tapi hasilnya nihil juga," jelasnya.

Plt Lurah Rantau Panjang itu mengaku saat ini telah terbentuk tim yang terdiri dari pihak-pihak yang melewati jalan tersebut. "Kami sudah adakan rapat antara pengusaha sawit dengan warga. Sudah ada timnya juga. Mereka diberi tanggungjawab untuk membayar berupa batu untuk menutup jalan tersebut," tuturnya.

Gusti berharap, pemerintah segera memperbaiki Jalan Toman agar kondisinya tidak semakin parah.

"Ini untung sedang musim kemarau, kalau musim hujan abis kendaraan dibuatnya. Jadi kami berharap pemerintah baik kota maupun provinsi berkolaborasilah. Apalagi, jalan tersebut merupakan perbatasan antara Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar," terangnya.

Sementara itu, Ketua RT 02/ RW 02, Selamad Hariyanto mengaku bingung menghadapi masyarakat yang terus mendesak dirinya untuk mengambil keputusan.

Ia bercerita saat ini telah terkumpul tanda tangan dari masyarakat untuk menutup akses Jalan Toman jika jalan tak kunjung diperbaiki.

"Saat ini sudah terkumpul tanda tangan dari masyarakat, nantinya akan diajukan ke kecamatan, harapan kami, ada tindakan tegas untuk pengusaha yang tidak berkontribusi dalan memperbaiki Jalan Toman," terangnya.

Ketua RT yang akrab disapa Antobeni itu menyebutkan, aktivitas sehari-hari masyarakat cukup terganggu akibat rusaknya Jalan Toman.

"Sebenarnya mereka (pengusaha sawit) punya jalan sendiri. Tapi jalan mereka lebih hancur dan lebih jauh. Makanya mereka lewat sini. Masyarakat hanya minta 2 hal, pertama jalannya diperbaiki, setelah itu mereka siap juga bertanggungjawab atas perawatan jalannya," pungkasnya.

Salah seorang warga, Putra menyayangkan rusaknya jalan tersebut. "Jalan itu satu-satunya jalan warga untuk keluar masuk kampung. Ditambah jalannya rusak pula. Apalagi saat musim hujan, banyak kendaraan yang tersangkut disana," terangnya.

Putra menuturkan, masyarakat sudah geram dengan pihak terkait yang saling lempar saat ditanyai siapa yang harus bertanggungjawab atas jalan tersebut.

"Ditanyakan ke pengusaha, katanya ini bukan jalan dia. Ditanyakan ke pemerintah, tak ada solusi mau diapakan jalan ini," keluhnya.

Ia mengaku kasian dengan masyarakat yang sering menjadi korban di jalan tersebut, terutama saat musim penghujan.

"Kami minta tolonglah, siapapun dengar kami. Kasian ibu-ibu yang ngantar anak sekolah, bapak-bapak cari nafkah, belum sampai tujuan, malah jatuh karena jalannya licin. Sekelas mobil pribadi saja gentar masuk jalan sini, apalagi motor," tutupnya. ***