JAKARTA- Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochgiyarto mengatakan Kapolresta Depok telah melaporkan ke Kepolisian Daerah Metro Jaya tentang pembunuhan yang dilakukan anggota Kepolisian Resor Kota Depok, Brigadir Kepala Triono, terhadap istrinya, Ratnita Handayani.

"Ini sedang didalami dan diperiksa, tapi yang jelas motifnya ada masalah keluarga," kata Mochgiyarto di Markas Polda Metro Jaya Jakarta, Senin (28/3/2016).

Mochgiyarto mengatakan pada awalnya mendapat laporan bahwa Ratnita meninggal begitu saja. Namun, ia meminta agar jenazah diautopsi terlebih dulu untuk mengecek ada atau tidaknya tanda kekerasan. "Kita cek otopsi dan alhamdulilah setelah dicek dan diperiksa yang bersangkutan mengakui ada permasalahan hubungan rumah tangga," ujar dia.

Ia berharap anggota kepolisian dapat menerapkan prinsip 3P, yaitu prosedural, profesional, dan proporsional. Menurut dia, polisi harus memahami fungsi teknis dan taktik ketika seorang polisi kembali ke tengah masyarakat. "Jadi harus memahami kalau yang tajam jangan melukai, kalau yang pinter jangan ngeminteri dan beretika. Jadi kalo dua itu sudah oke tapi satu ini juga harus dipertimbangkan," kata dia.

Ratnita ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu kemarin. Brigadir Kepala Triono, yang bertugas di Bagian Obyek Vital Kepolisian Resor Kota Depok, diduga kuat membunuh istrinya dengan dibantu Madun alias Mamad.

Tak lama berselang, Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono menyatakan sudah menangkap dua tersangka pembunuh Ratnita. Tim identifikasi Polresta Depok mendapati luka di hidung dan lebam di wajah korban. "Korban diautopsi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Kami masih menunggu hasil otopsinya," kata Dwiyono.

Ditemukan Tewas

Ratnita Handriani (37) istri anggota unit pengamanan Objek Vital Satuan Sabhara Polresta Depok Bripka Triyono, yang ditemukan tewas di kamar tidur di rumahnya di Jalan Perjuangan, RT 2, RW 8, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Minggu (27/3) malam sekira pukul 19.30, dipastikan adalah korban pembunuhan.

Pelakunya tak lain adalah suaminya sendiri, Bripka Triyono, dengan dibantu seorang rekannya yakni Rahmat.

Kapolresta Depok Kombes Dwiyono menuturkan kedua pelaku sudah diamankan pihaknya dan kini masih dalam pemeriksaan.

Menurutnya motif pembunuhan dari kedua pelaku masih terus didalami."Keduanya masih kita periksa di Polres Depok, untuk mengetahui motifnya," kata Dwiyono, Senin (28/3).

Ia mengatakan kedua pelaku berhasil dibekuk dan diamankan pihaknya Senin (28/3) dinihari.

Sementara itu, Kasat Binmas Polresta Depok, Komisaris Suharto, menuturkan bahwa isu yang menyebutkan bahwa Bripka Triyono kerap bertengkar dengan istrinya Ratnita, memang benar.

Menurut Suharto, hal itu didengarnya sudah lama saat Bripka Triyono masih menjadi anak buahnya di Binmas.

"Sebelum dia menjadi anak buah saya di Binmas, memang saya dengar sering cekcok dengan istrinya. Tapi waktu ikut saya, sudah enggak lagi. Dan sekarang setelah di Obvit, saya gak tahu lagi," kata Suharto. Menurutnya pasangan suami istri Bripka Triyono dan istrinya Ratnita sudah dikaruniai dua anak, yakni satu perempuan dan satu laki-laki. Mereka berusia sekitar 7 tahun dan 5 tahun.

Ratnita Handayani (37) istri anggota Kepolisian Resort Kota Depok Bripka Triyono, ditemukan meninggal dunia di dalam kamar rumahnya di Jalan Perjuangan, RT 2, RW 8, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Minggu (27/3) malam sekira pukul 19.30.

Ibu dua anak itu ditemukan dengan kondisi terlentang dan berdarah di bagian hidung. Jasad korban pertama kali ditemukan oleh suaminya, yang baru saja pulang bekerja. Sampai, Senin (28/3) siang, polisi masih menyelidiki kematian Ratnita, untuk melihat apakah ada unsur pidana didalamnya atau tidak.

Ketua RT 2/8, Kelurahan Tugu, Waras, menuturkan meninggalnya Ratnita diketahui pertama kali oleh suaminya Bripka Triyono, saat baru saja pulang dari bekerja ke rumahnya, Minggu malam.

Saat itu kata Waras, Bripka Triyono langsung memanggil dirinya untuk melihat kondisi korban. "Di dalam kamar, korban sudah tidak sadar. Hidungnya berdarah dan seperti terluka," kata Waras, Senin (28/3). Karenanya kata dia sang suami saat itupun juga langsung menghubungi dokter. "Kata dokter, yang bersangkutan sudah meninggal dunia," kata Waras.

Menurut Waras, saat ditemukan kondisi kamar korban tampak masih sangat rapi. Selain itu kata dia, tidak ada tanda-tanda korban dirampok atau disatroni orang lain sebelumnya.

"Setelah itu polisi datang dan mengurus jenasah korban," kata Waras.Waras mengaku dirinya tidak dapat memastikan apakah ada bekas luka tanda kekerasan di jenasah korban. "Saya gak tahu lebih jauh soal itu," katanya.Yang pasti katanya, kondisi jenasah ada darah di hidungnya.***