NGANJUK - Ribuan buruh dari berbagai organisasi serikat pekerja berziarah ke makam Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Minggu (1/4/2016). Para buruh datang menumpang puluhan bus, truk, mobil, dan sepeda motor.

Iring-iringan buruh itu berangkat bersama dari Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Di pusara Marsinah yang dikelilingi pagar besi, para pekerja dari berbagai pabrik tersebut khusyuk berdoa.

"Kami meneladani perjuangan Marsinah yang tak gentar sedikit pun untuk memperjuangkan hak buruh meski dia seorang wanita," kata Supriyanto, Sekretaris Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur, kepada Tempo, Minggu.

Diawali dengan membersihkan makam dari rumput dan tanaman liar, para buruh bergiliran berdoa di depan pusara Marsinah. Mereka mendoakan arwah Marsinah yang tewas setelah memimpin unjuk rasa pada 4 Mei 1993 di tempatnya bekerja, PT Catur Putera Surya, Porong, Sidoarjo, yang memproduksi jam.

Hingga kini, kasus pembunuhan Marsinah masih misterius. Prosesi tabur bunga yang menjadi acara pamungkas ziarah sempat mengharu biru saat seorang buruh mencium nisan dan foto Marsinah yang tergantung di atas pusara.

Menurut Supriyanto, saat ini sangat sedikit figur pejuang buruh seperti Marsinah. Teman kerja Marsinah di PT Catur Putera Surya itu menilai banyak pengurus serikat pekerja yang main mata dengan pengusaha. Kondisi ini memicu menjamurnya organisasi serikat pekerja yang hanya menjadi kepanjangan tangan pengusaha alias lip service.

Situasi itu semakin menambah tekanan perjuangan buruh di tengah sikap intimidasi pengusaha dengan ancaman pemutusan hubungan kerja. "Banyak pabrik yang main PHK tanpa teguran lisan atau peringatan lebih dulu," ucapnya.

Kondisi tersebut dinilai kian menjepit buruh karena ke depan akan banyak pabrik dan industri yang berdiri di Jawa Timur, termasuk Nganjuk. Para investor yang tergerak dengan upah buruh murah dan regulasi pemerintah yang memihak berlomba-lomba membangun usaha di provinsi ini. Hal inilah yang menjadi perhatian SPSI dengan berpacu membangun serikat pekerja sebanyak-banyaknya di daerah untuk melindungi hak buruh.

Banyaknya buruh yang mendatangi makam Marsinah membuat aparat Kepolisian Resor Nganjuk melakukan pengawalan ketat. Ratusan aparat disiagakan mulai perbatasan Nganjuk, Jombang, hingga jalan desa menuju makam Marsinah. Pengawalan dipimpin Kepala Polres Nganjuk Ajun Komisaris Besar Muhamad Darwis.

Tak hanya lokasi makam, semua lokasi pabrik di Nganjuk juga mendapat pengawalan polisi. Di antaranya pabrik tekstil dan percetakan yang berada di ruas jalur Madiun-Surabaya di kawasan Sukomoro. Fasilitas umum seperti stasiun pengisian bahan bakar umum tak luput dari penjagaan petugas.***