PANGKALAN KERINCI – Dua masalah kesehatan yang masih menjadi sorotan di Indonesia hingga saat ini adalah Tuberkulosis (TB) dan stunting. Dua masalah kesehatan ini sangat serius dan memiliki dampak besar bagi masa depan generasi bangsa.

Data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2023, terjadi peningkatan drastis kasus TB di Indonesia, yakni mencapai 1.060.000 dengan angka kematian 134.000 per tahun. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Target penanggulangan TB di Indonesia adalah 260/100 ribu jiwa di setiap wilayah pada 2022 dan 163/100 ribu jiwa di tahun 2025.

Dengan target penanganan yang besar itu, tentu dibutuhkan konsistensi dan sinergi antar lembaga, melalui tindakan dari strategi nasional eliminasi TB berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TB.

Di tengah upaya penanggulangan TB yang semakin gencar, kolaborasi yang solid antara sektor swasta dan publik menjadi salah satu kunci untuk mencapai kemajuan yang signifikan.

Di sisi lain, stunting juga masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan perkembangan anak-anak di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 24,4% pada tahun 2021. Kondisi ini, yang ditandai oleh pertumbuhan tubuh dan otak yang terhambat akibat gizi buruk, berdampak pada kualitas hidup anak-anak dalam jangka panjang. Angka ini menunjukkan bahwa hampir satu dari empat anak di Indonesia mengalami stunting.

Upaya terpadu dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berdaya saing.

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), bagian dari APRIL Group memainkan peran signifikan dalam menangani stunting di Provinsi Riau dengan sejumlah inisiatif kolaboratif. Melalui program Community Development (CD),  RAPP bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lainnya untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di wilayah operasionalnya.

Salah satu contoh nyata adalah pelatihan integrasi layanan primer (ILP) dan penggunaan alat kesehatan (alkes) bagi para tenaga kesehatan (nakes) di empat Kabupaten di Riau, yakni Kuansing, Kampar, Siak, dan Pelalawan. RAPP juga memberikan bantuan peralatan medis, seperti USG Fullset, EKG, dan lainnya, kepada Puskesmas setempat untuk meningkatkan layanan kesehatan.

Selain itu, RAPP berkolaborasi dengan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta memberikan pendampingan teknis dan advokasi kepada pemerintah daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Inisiatif ini mencakup edukasi, integrasi dengan posyandu dan puskesmas, serta dukungan terhadap program kesehatan primer.

Peran aktif RAPP dalam mengatasi stunting telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar yang memberi penghargaan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

“Saya melihat sendiri upaya APRIL Group menerapkan upaya penanganan stunting dengan program terintegrasi. Tidak hanya segi komunikasi dan edukasi, tapi juga terintegrasi dengan posyandu dan Puskesmas,” ungkap Shinta W. Kamdani, Ketua Umum Apindo yang berkesempatan mengunjungi Rumah Anak Sigap (RAS) Posyandu Kamboja di Pangkalankerinci Timur, Pelalawan beberapa waktu lalu.

Melalui upaya berkelanjutan ini, RAPP menunjukkan komitmennya dalam berinvestasi demi kesehatan masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan sosial di Riau.

Dengan semangat yang sama, baru-baru ini, inisiatif kolaboratif antara RAPP, Badan Penanggulangan Penyakit (Bapelkes) Riau, dan Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Pelalawan, telah menciptakan langkah berarti dalam upaya mengatasi penyebaran TB di Riau, khususnya di Kabupaten Pelalawan.

Sebanyak 15 orang petugas kesehatan di Pelalawan difasilitasi untuk mengikuti Pelatihan Penanggulangan TB, yang berlangsung selama tiga hari, Minggu hingga Selasa (12-14/5/2024) di Hotel Tjokro Pekanbaru. Ini adalah wujud nyata investasi RAPP di sektor kesehatan.

Peserta adalah petugas kesehatan dari lima Puskesmas di Pelalawan, yakni di Pangkalan Kerinci, Bunut, Bandar Petalangan, Bandar Seikijang, dan Pangkalan Kuras I.

Pelatihan ini tidak hanya menggabungkan aspek medis, tetapi juga menekankan pentingnya pendekatan holistik yang memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit.

Salah satu fasilitator pelatihan, drg. Aulia Rachman Khalid yang menjabat Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Pelalawan mengatakan, para peserta diharapkan bisa berinovasi di Puskesmas.

"Hadirkan inovasi agar pasien TB tidak terjadi. Jangan fokus untuk mengobati, tapi bagaimana menanggulangi dan mencegah. Mari kita pikirkan bersama bagaimana memutus rantai penyakit ini," ungkapnya saat membawakan materi tentang Kebijakan Program Penanggulangan TB.

Kadiskes Pelalawan Asril mengatakan, saat ini Pelalawan rangking 7 dalam upaya penanggulangan TB di Riau.

"Ini jadi perhatian serius. Karena program penanggulangan TB di Pelalawan pernah jadi terbaik di Riau. Artinya dulu program TB jadi prioritas. Yang terus menerus dievaluasi dan jadi indikator keberhasilan daerah," jelas Kadiskes.

Dia juga mengapresiasi RAPP yang terus berpartisipasi aktif dalam mendukung program kesehatan pemerintah.

"Kita berharap ada peningkatan capaian program. Dalam pelatihan 3 hari ini, dengan fasilitator terbaik dari Bapelkes Riau ke depannya, Pelalawan bisa menjadi ranking 3 besar dalam program TB tahun 2025," ujarnya.

Kepala UPT Bapelkes Dinkes Riau dr. Siska Hidayani mengatakan peserta yang merupakan petugas kesehatan di Puskesmas bisa meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan kesehatan yang lebih baik.

"Seusai pelatihan, peserta dapat menemukan pasien TB, melakukan pengobatan, dan pengelolaan. Peserta yang memenuhi evaluasi, akan mendapatkan sertifikat," ungkapnya.

Salah satu peserta pelatihan, dr. Dina Wahyuni dari Puskesmas Bunut mengatakan, pelatihan ini sangat berarti bagi para petugas kesehatan di Puskesmas daerah Pelalawan.

"Ini adalah kesempatan meng-update ilmu kami. Pelatihan ini sangat bermanfaat. Besar harapan saya, ilmu yang kami dapat nantinya bisa diaplikasikan menjadi inovasi dalam penanggulangan TB," jelas dr. Dina.

Di kesempatan yang sama, CD Operational Manager Sundari Berlian mengatakan usai pelatihan ini, diharapkan semua peserta nantinya bisa menerapkan rencana tindak lanjut.

"Semoga pelatihan ini bermanfaat bagi petugas, untuk nantinya memudahkan deteksi, pengobatan, dan penanggulangan kasus TB. Terutama di Pelalawan dan area operasional RAPP. Semoga kasus TB bisa turun," harapnya.

Katanya lagi, RAPP sangat berkomitmen dalam program kesehatan. RAPP mendorong agar Puskesmas menjadi unit terdepan dalam upaya pencapaian target-target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan orang terduga TB.

RAPP terus melakukan investasi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasional, salah satunya di bidang kesehatan.

Perusahaan bubur kertas dan kertas, bagian dari APRIL Group, salah satu unit bisnis Royal Golden Eagle (RGE) ini juga terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemerintah meningkatkan layanan kesehatan primer di tengah masyarakat.

Lewat beragam program CD, RAPP berinvestasi untuk peningkatan akses kesehatan, program pendidikan, pengembangan UMKM, infrastruktur, sosial, dan lainnya.

Pelaksanaan Program Promote Health Care Access (PHA) adalah salah satu realisasi komitmen pencapaian visi APRIL2030 yang salah satunya yakni mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketersediaan layanan kesehatan dasar yang berkualitas.

Langkah ini tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mencerminkan komitmen perusahaan dalam memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya.

"RAPP beroperasi berdasarkan filosofi bisnis 5C yang digagas founder RGE, Bapak Sukanto Tanoto yakni keberadaan perusahaan haruslah membawa kebaikan untuk Masyarakat (Community), Negara (Country), Iklim (Climate), dan Pelanggan (Customer) serta akan baik pula bagi perusahaan (Company). Oleh itu RAPP berada di garis terdepan untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat," pungkasnya. ***