PASIR PANGARAIAN, GORIAU,COM - Perseteruan politik antara Bupati Rokan Hulu, Achmad dengan Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit, terus berlanjut. Puncaknya terjadi di saat pawai Ta'ruf MTQ Riau ke-32 yang dilaksanakan di Pasir Pengaraian, Kabupaten Rohul, Rabu (14/8/2013) siang. Pada pawai ta'ruf yang disaksikan ribuan mata tersebut, Bupati Rokan Hulu, Achmad tak bersedia menerima uluran tangan 'salam' dari Mambang Mit, bukan itu saja, Mambang juga tidak diberi tempat duduk di podium utama.

Pantauan GoRiau.com di lokasi acara pawai ta'ruf, peristiwa itu terjadi Rabu siang saat digelarnya pawai ta'ruf Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-32 yang diikuti 12 kabupaten-kota se-Riau. Pada saat seluruh tamu dan undangan memasuki podium utama, pada saat yang bersamaan juga muncul Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit.

Pada saat itu, Mambang Mit langsung naik ke podium dan menyalami satu persatu tamu kehormatan, namun pada saat berhadapan dengan Bupati Rokan Hulu, Achmad, Mambang Mit yang sudah mengulurkan tangan, ternyata tidak mendapat uluran serupa, Achmad justru hanya mengangkat kedua tangannya ke arah muka seperti perempuan yang menolak bersalaman tanpa membalas uluran salam Mambang Mit. Mendapat respon yang tidak mengenakkan, Mambang Mit cuek, lalu mencari bangku yang akan didudukinya.

Namun semua bangku sudah terisi dimana sejumlah pejabat seperti Ketua DPR RI Marzuki Alie, Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono, Bupati Pelalawan M Harris, serta sejumlah pejabat dan anggota DPRD Riau sudah menempati tempat duduk.

Melihat suasana yang tidak mengenakkan itu, Kapolda Riau, Brigjen Pol Condro Kirono langsung berinisiatif dengan berdiri dari tempat duduknya serta mempersilahkan Mambang Mit duduk di kursi kosong yang bertuliskan Danrem. Saat itu, Danrem tidak ada, dan Kapolda Riau juga berinisiatif mencopot tulisan ''Danrem'' yang ada di kursi tersebut.

Bukan hanya persoalan bangku dan jabat tangan, pada pawai Ta;ruf MTQ tersebut, Mambang Mit juga tidak mendapakan daun sirih sebagai tanda penghormatan bagi tamu undangan saat berlangsungnya tari persembahan bahkan Bupati Rohul Achmad juga tidak menyebut nama Mambang Mit pada pidato sebagai tamu kehormatan yang diundang.

Sebenarnya, gelagat ''tidak menyenangkan'' sudah terasa sejak dari Pekanbaru, dimana Mambang Mit ternyata tidak termasuk dalam daftar rombongan dalam pesawat carteran Pemkab Rohul, Sky Aviation. Karena tak termasuk tamu yang dijemput secara istimewa, akhirnya Mambang Mit ke Pasir Pangaraian menggunakan jalur darat.

Usai pembukaan, Mambang Mit mengakui bahwa dirinya tidak diundang oleh panitia MTQ dari Pemkab Rohul. Namun, ia mengatakan tetap hadir diacara itu untuk melaksanakan tugas mewakili Gubernur Riau, Rusli Zainal, yang berhalangan karena ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ini kan acara provinsi dan saya bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini, masak saya tidak boleh datang. Ini kan aneh," kata Mambang kepada wartawan.

Mambang mengatakan tidak mau berprasangka macam-macam perihal tidak ada undangan untuknya. "Tanya saja pada yang bersangkutan (Achmad), itu bukan kapasitas saya," katanya.

Meski begitu, ia secara pribadi mengaku kecewa dengan tindakan Achmad yang menolak menerima untuk menjabat tangannya. "Saya tidak pernah sebelumnya diperlakukan seperti ini oleh kepala daerah lainnya," tutur Mambang.

Menurut dia, apabila ada perasaan tidak senang dari orang tertentu, seharusnya tidak perlu dipertontonkan dikhalayak umum. Apalagi hal itu ditunjukan oleh seorang kepala daerah.

"Masak pemimpinnya berlaku seperti itu. Jika memang ada hal hal yang mengganjal, maka harusnya dikesampingkan lah. Ini kan iven agama," katanya.

Mambang mengatakan, seharus acara MTQ Provinsi Riau sangat tidak boleh untuk dijadikan ajang politik.

"Agama tidak boleh dipolitisir, agama bukan milik golongan, agama Islam ini milik semesta alam, tidak boleh membatas batasi orang, apalagi ini iven pemerintah Provinsi Riau. Jadi etika pemerintahanya tidak tepat," ujarnya.

Meski diperlakukan sangat tidak hormat, Mambang mengaku tetap akan mengikuti rangkaian acara pembukaan MTQ. Ia mengaku tidak perduli apabila kembali tidak mendapat kursi.

"Kalo tak dapat tempat duduk, ya duduk sama masyrakat ditribun penonton, ataupun berdiri juga tidak masalah. Yang penting bukan saya duduk dimana, tapi kehadiran saya sebagai bentuk pertanggungjawaban selaku kepala daerah," katanya.

Perseteruan antara Mambang Mit dan Achmad dimulai sebelum DPP Partai Demokrat mengumumkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Riau periode 2013-2018. Saat itu Ketua DPD Demokrat Riau dijabat HR Mambang Mit, sedangkan Achmad menjabat sebagai Ketua DPC Demokrat Rokan Hulu.

Mambang yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Riau memutuskan untuk mundur dari partai, setelah mengetahui DPP Partai Demokrat mengusung nama Achmad sebagai Cagub Riau dan berpasangan dengan Wakil Bupati Kepulauan Meranti Masrul Kasmy.

Sedangkan, Mambang Mit akhirnya "berlabuh" meski harus rela menjadi calon wakil gubernur mendampingi Jon Erizal. Calon gubernur Jon Erizal merupakan Bendahara Umum PAN, dan diusung oleh partai berlambang bintang itu bersama PKS. (nti/ant)