JAKARTA, GORIAU.COM - Suasana tegang yang menyelimuti etnis muslim Uighur di Cina tidak menyurutkan semangat kaum minoritas tersebut merayakan Idul Fitri. Polisi setempat menembak mati tiga muslim Uighur di Shenyang, pada Senin 14 Juli 2015. Pihak berwenang mengatakan mereka diduga teroris yang bersenjatakan pisau dan menolak untuk ditangkap.

Awal bulan ini, Thailand mendeportasi lebih dari 100 muslim Uighurs ke Cina. Pihak Cina menyatakan mereka merupakan penyelundup ilegal dan akan diberi hukuman yang sesuai. Sikap Cina tersebut sempat menyulut kemarahan sesama muslim di Turki.

Di seluruh belahan Cina, keamanan diperketat di titik-titik orang Uighur biasa berkumpul. Mobil patroli polisi berderet di pertokoan Jalan Muslim Shanghai. Ini adalah tempat puluhan kaki lima berjualan makanan khas Uighur. Hampir seluruh pedagang kaki lima datang dari Xinjiang, yang menyatakan mereka pindah ke Shanghai untuk mencari kehidupan yang lebih layak.

Xinjiang adalah daerah administratif terbesar di Cina, berbatasan langsung dengan Mongolia, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, dan India. Mayoritas penduduk adalah etnis muslim Uighur.

Xinjiang yang menjadi rumah bagi muslim Uighur, dalam beberapa tahun belakangan juga diisi oleh etnis Han Cina yang datang dari timur. Problem muncul ketika mereka memperoleh pekerjaan lebih baik. Kesenjangan tersebut memicu sentimen antietnis sehingga sering terjadi kekerasan.Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dalam beberapa tahun belakangan. Namun, muslim Uighur lebih memilih mencari kehidupan di tempat lain.***