JAKARTA - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari berterima kasih dan mengapresiasi dukungan nyata dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada olahraga Indonesia. 

Selama ini, lanjut Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, tidak ada dasar yang menguatkan seperti insentif ataupun affirmative action yang diberikan pemerintah kepada BUMN untuk dukungan terhadap olahraga. Pasalnya, undang-undang menyangkut CSR (Corporate Social Responsibility) hanya untuk bidang agama dan sosial, namun tidak menyebutkan olahraga di dalamnya.

"Kami, Komite Olimpiade Indonesia berterima kasih kepada Menteri BUMN, khususnya kepada Erick Thohir yang sudah menjadi stimulan yang mendorong private sector untuk langsung masuk mendukung olahraga," kata Okto.

"BUMN di tangan Erick Thohir yang juga IOC member dan juga pernah menjadi Ketua KOI tentunya mengetahui persis bagaimana kebutuhan dari cabang-cabang olahraga. Sehingga harapannya bisa lebih banyak pengusaha lain dari private sector untuk bisa berpartisipasi di dunia olahraga," jelasnya.

Seperti diketahui, penampilan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 yang merupakan bagian dari kualifikasi Olimpiade Paris 2024 mendapatkan banyak dukungan dari BUMN. Bahkan atas inisiatif yang dilakukan oleh para pengusaha yang diinisiasi Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Garuda Muda mendapatkan dukungan finansial mencapai Rp 23 miliar.

Namun, Okto menegaskan yang dilakukan untuk mendukung olahraga Indonesia tidak bisa sepenuhnya hanya bergantung kepada BUMN. Ia berharap stimulan yang dilakukan BUMN bisa mendorong lebih banyak pengusaha-pengusaha nasional untuk berpartisipasi memberikan dukungannya kepada olahraga.

"Inisiatif itu menggambarkan bagaimana sebetulnya kalau dimotivasi pengusaha-pengusaha Indonesia itu mau ikut campur memberikan dukungan terhadap Tim Indonesia yang akan bertanding di olahraga apapun," sebut Okto.

"Karena yang terpenting di olahraga itu adalah pendanaan, dan kita tahu kalau hanya berharap dari anggaran pemerintah itu sangat kecil dan tidak memungkinkan kita untuk mencapai prestasi-prestasi yang kita inginkan, yaitu prestasi terbaik di dunia. Dan kita juga tidak mau ketinggalan untuk menjadi negara tuan rumah acara besar yang mungkin bisa diselenggarakan di Indonesia," tutupnya. ***