PADANG, GORIAU.COM - Ada pemberitaan bahwa masuknya bawang impor ke Riau disebabkan pasokan yang berkurang dari Sumatera Barat dibantah Kepala Dinas Pertanian Sumbar Jhoni. Menurutnya, stok bawang merah melimpah di Sumbar. Isu adanya gagal panen hanya merupakan permainan bisnis.

”Kalau kebutuhan masyarakat Sumbar terhadap bawang hanya 1.700 ton per bulan. Sedangkan Sumbar mampu menghasilkan bawang antara 2.800-3.200 ton per bulan. Sisa masih banyak, dua kali lipat kebutuhan Sumbar. Kelebihan produksi ini yang dikirim ke Riau dan beberapa provinsi tetangga,'' ujar Jhoni, Jumat (15/3/2013).

Dijelaskannya, harga bawang yang naik di pasaran bukan karena kelangkaan. Namun, ulah permainan bisnis para distributor yang memanfaatkan momen panen besar di Jawa. Dengan banyaknya pasar yang menampung bawang asal pulau Jawa ini, maka pihak distributor menaikkan harga agar gampang menguasai pasar.

”Di Jawa sedang panen besar-besaran, jadi ada hitung-hitungan bisnis oleh pengusaha bawang asal Jawa itu yang membuat harga bawang tinggi. Tapi di Sumbar, seluruh bawang yang beredar adalah hasil produksi para petani Sumbar juga,” katanya.

Mengenai tingginya harga bawang ini, Jhoni mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab, dengan tingginya harga bawang di pasaran akan berimbas positif kepada para petani. “Jika bawangnya mahal terjual, yang untung kan petani juga. Dengan itu, kesejahteraan petani bisa meningkat,” katanya. (pp)